Limbah elektronik di dunia saat ini sudah menjadi perhatian yang sangat
serius terutama bagi negara-negara berkembang yang berada di Asia
seperti di India. Limbah elektronik di India sudah menghawatirkan
mengingat betapa terkenalnya india sebagai Negara dengan industri
teknologi informasinya terutama komputernya paling maju.Salah satu
penyebab menghawatirkannya limbah di India adalah masalah e-waste yang
muncul setelah tahun 1990, seusai fase liberalisasi ekonomi, pada tahun
itu terjadi perubahan kebijakan ekonomi yang memicu pola konsumsi impor
limbah berbahaya dan beracun ke india dan menaikkan volume limbah produk
elektronika dari rumah tangga, perkantoran,industri, dan sector publik.
Banyaknya limbah elektronik yang terdapat di India ini membuat
sekelompok orang menjadikan ini sebagai pekerjaan yaitu sebagai pekerja
pendaur ulang sampah elektronik.Orang yang bekerja sebagai pekerja
pendaur ulang sampah sangat beresiko mendapatkan penyakit-penyakit
seperti kanker kulit, kanker paru, kecacatan, dan menurunnya kecerdasan ,
Dampaknya akan kecil apabila volumenya kecil, namun di India
mengeluarkan 1650 ton limbah elektronik setiap tahunnya.
Dalam unit komputer (PC) terkandung banyak material yang
berbahaya dan beracun, seperti timbale dan cadmium yang terdapat pada papan
sirkuit, tabung monitor (cathode ray tubes/CRT), dan baterai komputer, merkuri
pada sakelar dan monitor layar datar, polychlorinated biphenyls(PCB) pada kapasitor
dan transformer, brom pada cetakan papan rangkaian elektronik dan plastic
pebungkus, bahayanya pada kabel solar polyvinyl chloride (PVC) yang dibakar
untuk diambil tembaganya akan mengeluarkan racun dioxin dan furan.
Limbah komputer menjadi berbahaya karena komponen komputer yang mengandung bahan kimia yang sangat beracun tersebut dapat berkotaminasi dengan tanah, air tanah, dan udara serta masuk pada tubuh pekerja yang menangani limbah ataupun komunitas yang tinggal disekitar lokasi pengolahan limbah. H.C. Sharat chandra, ketua Dewan Pengadilan Polusi Bangalore mengatakan bahwa Limbah elektronik tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga masalah sosial. Untuk itu, masalah limbah elektronik ini memiliki ruang sendiri dalam kebijakan pemerintahan pada suatu negara, karena sudah menyangkut masyarakat dan kesehatan lingkungan.
Limbah komputer menjadi berbahaya karena komponen komputer yang mengandung bahan kimia yang sangat beracun tersebut dapat berkotaminasi dengan tanah, air tanah, dan udara serta masuk pada tubuh pekerja yang menangani limbah ataupun komunitas yang tinggal disekitar lokasi pengolahan limbah. H.C. Sharat chandra, ketua Dewan Pengadilan Polusi Bangalore mengatakan bahwa Limbah elektronik tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga masalah sosial. Untuk itu, masalah limbah elektronik ini memiliki ruang sendiri dalam kebijakan pemerintahan pada suatu negara, karena sudah menyangkut masyarakat dan kesehatan lingkungan.